Pelajar Berkemajuan

PC IPM Borimatangkasa, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan 92152

  • Beranda
  • Struktur
  • Program Kerja
  • Artikel
  • Yourmind
  • Tautan▼
    • Lagu - Lagu IPM
    • Tanfidz Dan Pedoman
    • Formulir Musycab
    • File Persuratan

Kamis, 27 Juni 2019

Home » Artikel » Pro Kontra Full Day School

Pro Kontra Full Day School

  Kamis, 27 Juni 2019
Oleh : Muh. Reza Zaputra (Kabid PIP PC IPM Bori’matangkasa)

Full Day School atau biasa disingkat FDS bukan lagi istilah yang tak lumrah didengar oleh semua orang.  Mulai dari kalangan pelajar sampai dengan kalangan orang tua pasti mengenal istilah ini. Full Day School merujuk kepada sistem pendidikan dengan menambah jam belajar siswa, sehingga bisa dikatakan siswa bisa saja hampir seharian di sekolah untuk menuntut ilmu.
Program ini dicanankan oleh Kemendikbud, namun sebelum itu ternyata sudah ada sekolah yang sudah menerapkan program Full Day School ini. Namun, setelah aturan penerapan Full Day School mulai dikeluarkan, maka tentunya menuai banyak sekali reaksi dari berbagai pihak. Mulai dari siswa, guru, bahkan orang tua. Reaksi tersebut berupa dukungan terhadap program ini, namun ada pula yang kontra dengan Full Day School.
Penulis mencoba mengkaji pro dan kontra mengenai Full Day School ini yang disampaikan dalam berbagai aspek, yakni:
Waktu
Pembaca bisa membayangkan waktu belajar dari Full Day School yang mencapai 9 jam per hari. Jam tersebut hampir mirip dengan jam kerja pagawai kantoran. Di satu sisi ini memberikan keuntungan kepada guru untuk memberikan materi tambahan yang susah dimengerti kepada siswa karena jam mengajar yang cukup panjang. Namun, di sisi lain ada faktor kelelahan yang bisa saja dialami oleh siswa bahkan guru yang mengajar. Di balik banyaknya waktu yang bisa digunakan untuk mengajar, namun belajar seharian juga terkadang melelahkan. Bukannya pelajaran masuk ke dalam otak, siswa malah pikirannya mumet ingin pulang. Kalau sudah seperti ini, mengajar seakan sia-sia. Apalagi jika faktor ruangan kelas tidak mendukung. Maka siswa hanya akan merasa gerah atau kepanasan, mengantuk bila belajar di siang hari, dsb.
Kegiatan di luar sekolah
Tak bisa dipungkiri bahwa setiap siswa memiliki kesibukan yang berbeda. Jika Full Day School diterapkan maka keuntungannya adalah ada waktu tambahan bagi mata pelajaran yang sering dikesampingkan seperti pelajaran seni dan olahraga yang porsi belajarnya tak sebanyak belajar Matematika dan Bahasa Inggris. Tentunya ini sangatlah bermanfaat mengingat selama ini hanya pelajaran yang di-UN-kan yang paling banyak porsinya dalam belajar di kelas. Padahal peminat seni dan olahraga juga banyak, bahkan banyak di antara siswa yang lebih menyukai pelajaran seni daripada Matematika. Namun, di sisi lain kita juga harus menerima tentunya jika waktu di luar sekolah siswa menjadi terbatas. Bisa saja ada siswa yang berorganisasi di luar, les privat seni di luar sekolah, dsb. Untuk itu, tentunya siswa harus memutar otak agar jadwanya bisa tersusun rapi.
Stress
Bagi sebagian siswa bersekolah merupakan hal yang sangat menarik karena bisa berjumpa dengan teman-teman sebaya dan tentunya bisa berbagi pangalaman pribadi ataupun menceritakan hal-hal yang menarik. Saat musim liburan, banyak di antara siswa karena merasa bosan dengan liburannya. Hal tersebut karena merasa kehilangan rutinitas yang seperti melekat dalam diri mereka. Lewat bersekolah, kebosangan di rumah dapat dipecahkan karena adanya teman untuk berbagi kasih. Namun di sisi lain juga siswa merasa stress karena tekanan waktu belajar yang lama. Apalagi kalau dalam sehari jumlah mata pelajarannya sangatlah padat dan dipenuhi mata pelajaran yang seakan membuat otak mumet dengan rumus-rumus matematika ataupun fisika.
 Orang tua dan persahabatan
Orang tua juga menjadi faktor penting dalam tumbuh kembang seorang anak. Untuk itu, orang tua seharusnya ikut ambil bagian dalam hal pendidikan seorang anak. Salah satu cara agar seorang anak mendapatkan pendidikan yang layak dengan menyekolahkannya setinggi-tingginya. Dengan adanya Full Day School yang waktu belajarnya cukup panjang membuat anak-anak akan terkontrol untuk terus berada di sekolah untuk belajar. Hal itu tentunya berguna agar seorang anak tidak keluyuran untuk melakukan hal-hal yang negatif seperti tawuran. Namun, hal tersebut juga berdampak negatif bagi hubungan antara seorang anak dan orang tua. Bila waktu sekolah yang terlalu lama membuat orang tua yang tidak bekerja tidak memiliki waktu yang banyak bersama anaknya karena saat pulang sekolah biasanya anak akan langsung tidur karena kelelahan.
Lain halnya dengan jalinan persahabatan antar siswa. Memang di sekolah memiliki banyak teman, namun belum tentu seorang siswa memiliki karakter yang cocok bergaul dengan teman lingkungan sekolah sehingga lebih menyukai untuk bergaul dengan teman di luar sekolahnya. Tentunya jika waktu belajar yang cukup lama di sekolah membuat seorang anak cukup sulit untuk bergaul dengan teman di luar sekolahnya yang bisa saja merupakan teman se-tetanggan-an, teman komunitas, dsb.

Bagikan Artikel ini

Label: Artikel

Posting Komentar

Anda Pengunjung Ke

Agenda Bormaters

1. Pelantikan Pengurus PC IPM Bori'matangkasa Periode 2021-2023

Media Sosial

Copyright © Pelajar Berkemajuan.